Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka". (QS. Ali Imran 3:190-191)
Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
?Coba perhatikan dirimu, wahai sahabatku ! Rupa wajahmu, mata indahmu, senyum manismu, Subhanallah.. Adakah insan yang sama sepertimu di belahan dunia ini ? Baik rupa, sifat maupun wataknya ? Tidak ada, bukan ?! Yach..tidak ada seorangpun yang sama sepertimu, walau dirimu kembar sekalipun ! Dari sekian banyak manusia, dari sekian triliun jiwa Pernahkah engkau temui ada yang sama satu dengan lainnya ? Tidak ada bukan ?! Apa yang terlintas di pikiranmu ? Allah !
Yach..Maha Besar Allah.. Betapa Maha Kaya_Nya Dia.. Tak seorangpun yang patut dipuji selain Diri_Nya..! Tidak ada sedikitpun yang pantas kita sombongkan atas diri kita, Begitupun terhadap makhluk-makhluk_Nya. Subhanallah..walhamdulillah..walaa ilaa hailallah..wallaahu akbar..!
Kita ini dulu hanyalah dari setetes air mani yang hina, menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, tulang, kemudian dibalut dengan kulit, sehingga jadilah kita, manusia, makhluk yang amat sempurna penciptaan_Nya. Betapa kita harus bersyukur, bukan ? Apa yang terucap di bibirmu ? Allah !
Diri kita hanyalah satu dari sekian banyak makhluk yang Ia ciptakan, sahabatku.. Keciiil, tiada artinyanya sama sekali dibandingkan dengan penciptaan langit dan bumi ini ! Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah menundukkan matahari dan bulan untuk kita, Matahari bersinar, bulan bercahaya.. Tidak mungkin bagi matahari mengejar bulan, dan malam mendahului siang Masing-masing beredar menurut garis edarnya. Pernahkah kita memikirkannya ?..
Allah menghamparkan bumi dan meletakkan gunung-gunung yang kokoh, dan menumbuhkan tumbuhan darinya segala macam jenis tanaman yang indah dipandang mata. Pernahkah kita memikirkannya?
Allah menurunkan air dari langit yang banyak manfaatnya, lalu menumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-bijian yang sebagian ada yang kita makan. Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah memberi kita minum dari apa yang berada dalam perut binatang ternak berupa susu yang bersih antara tahi dan darah, yang enak ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Pernahkah kita memikirkannya ?
Allah menundukkan langit dan dunia ini untuk kita, Langit sebagai atap, Bumi tempat menetap Pernahkah kita memikirkannya ? Semuanya patuh pada apa yang diperintahkan Allah kapadanya untuk melayani kita. Pernahkah kita memikirkannya ?
Pernahkah terpikir jika semua itu tidak ditundukkan Allah untuk kita, alamat dunia ini akan hancur ? Dapatkah kita bayangkan apa yang akan terjadi ? Pernahkah terpikir oleh kita, jika Allah lelah ataupun lengah sesaat, maka seluruh yang ada di jagat raya ini akan binasa ?!
Adakah orang yang mengetahui dengan tidak mengetahui ?
Adakah sama yang buta dengan yang melihat ?
Fenomena alam ini menunjukkan betapa Kuasa_Nya Allah akan segala sesuatu. Kelak suatu saat nanti langit itu akan pecah berderai. Kelak suatu hari nanti bumi itu akan terbelah-belah mengeluarkan apa yang dikandungnya. Tidak takutkah kita ?, Tidak tergetarkah Qalbu dan jiwa kita ? Tidak bertambahkan keimanan, kecintaan serta kerinduan kita pada_Nya ?
Tanpa kita sadari, silih bergantinya siang dan malam dari detik menit kehidupan ini menyadarkan kita. Baru saja kita lahir menjadi seorang bayi mungil, tahu-tahu sudah sebesar ini. Baru saja kita merasa tentram berdekatan dengan orang-orang yang kita sayang, tahu-tahu mereka telah pergi meninggalkan kita. Baru saja kita tertidur dan terjaga, kemudian ? Kita dapati tubuh ini sudah tua, tenaga sudah mulai berkurang, rambut sudah mulai beruban, mata sudah mulai rabun..dan..??? Siap-siap untuk pulang, kembali kepada siapa Yang Menciptakan kita. Tidakkah kita merindukan_Nya? Pernahkah kita memikirkannya ?..
Pada suatu hari diwaktu shubuh, Setelah mengumandangkan azan di Masjid Madinah, lama Bilal menanti kehadiran Rasulullah keluar dari peraduannya untuk shalat berjamaah, namun Rasul belum juga muncul. Karena itu, pergilah Bilal menemuinya, antara perasaan cemas kalau-kalau Rasul yang amat dicintainya jatuh sakit.
Sesudah minta izin kepada Siti Aisyah, Bilal segera menuju ke kamar tidur Rasulullah. Ketika sampai dimuka pintu, Bilal melihat ke dalam, kamar yang sederhana tanpa ada kasur tebal seperti kasur kita di sini, tidak ada bantal bersulam yang indah melainkan hanya seonggok rumput kering di sudut, itulah kekayaan Rasul kita, sebagai Pemimpin Dunia yang telah menggerakkan revolusi yang paling berhasil dalam sejarah kemanusiaan selama dunia berkembang.
Didapatinya Nabi kita Saw sedang duduk di atas sajadah menghadap Qiblat, menangis tersedu-sedu. Bertanya Bilal, "Ya Nabiyallah, apakah gerangan yang menyebabkan dikau menangis? Padahal kalau ada juapun kesalahanmu, baik dahulu ataupun nanti, akan diampuni oleh Allah".
Kemudian Rasulullah menjawab, "Wahai Bilal, tengah malam telah datang Jibril membawa wahyu kepadaku dari Allah Swt, demikian bunyinya." : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran 3:190-191)
Sengsara hai Bilal! Ujar Nabi selanjutnya, bagi orang yang membaca akan ayat ini lalu tidak difikirkannya. Apa maksud Rasulullah Saw tersebut, wahai sahabatku ? Firman Allah dalam QS. Ali Imran 3 : 190-191 di atas dan ungkapan Nabi tersebut mengandung makna yang dalam bagi kita untuk senantiasa merenung dan memikirkan Fenomena alam yang ada di sekeliling kita.
Jiwa yang suci bersih dapatlah mendengar dan melihat indahnya alam ini. Disana terdapat tiga sifat Tuhan, yaitu Jamal (indah), Jalal (agung), dan Kamal (sempurna). Semua yang ada ini adalah dinding pembatas kita dengan Dia. Tetapi bilamana kita berusaha menembusnya (dengan sekuat jiwa) insya Allah, dengan penglihatan ruhani yang bersih, niscahya terbukalah hijab itu. Hanya mata yang lahir ini saja yang melihat batas itu, melihat berbagai fenomena alam Gunung menjulang tinggi, deburan ombak, awan berarak, kembang bermekaran. Adapun mata ruhani mulailah menembus dinding itu. Bukan dinding lagi yang kelihatan, tetapi pencipta dari semuanya itu, "Allah".
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".
Billaahi taufiq walhidayah
Wassalaamu'alaikum warahmatullaah wabarakaatuh
Selengkapnya...
Thursday, February 5, 2009
Pernahkh kita pikirkan??? [ ]
Kepada...
Kepada :
Yang Menaklukkan hatiku
di bumi Allah
Ku selalu berdoa untuk pertemuan yang ku nantikan
Pertemuan yang terjadi karena Allah
Bukan karena cinta yang didasari nafsu
Bukan keromantisan yang didalangi hasrat dan perasaan
Kau yang menaklukkan hatiku
Penyempurna hatiku
Bidadari yang selalu ku nantikan
Untuk menghalalkan yang haram
Bahkan mengharamkan yang halal
Ku jaga diriku untukmu nanti
Ku jaga pandangan ku juga untukmu
Dan karena Allah-lah aku mencintaimu
Diusia yang telah dewasa ini
Aku tak tahu keberadaanmu
Siapa engkau ?
Dan dari keturunan mana engkau dihadirkan ?
Tapi ku yakin engkau untukku
Menjaga akhlak dan mengejar surga bersama
Mendidik penerus dan pejuang agama Allah bersama
Dan saat diakhir
Kita akan menjadi pengakhir yang baik ( khusnul khotimah )
Ukhtifillah
Ukhtifillah
di bumi Allah
Ukhti….
Saat hati ini membuncah tentangmu
Saat hati ini dilanda kerinduan padamu
Kerinduan yang tidak pada tempatnya
Aku merenung….
Mudah-mudahan ini bukan dosa
Tapi kecintaan karena Allah
Wednesday, February 4, 2009
Masih ada jalan keluar Oleh : Ilham Fatahillah
"Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi buta"
Ketika permasalahan hidup membelit dan kebingungan serta kegalauan mendera rasa hati. Ketika gelisah jiwa menghempas-hempas. Ketika semua pintu solusi terlihat buntu. Dan kepala serasa hendak meledak: tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan. Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh. Hingga dunia terasa begitu sempit dan menyesakkan.
Ketika kepedihan merujit-rujit hati. Ketika kabut kesedihan meruyak, menelusup ke dalam sanubari. Atas musibah-musibah yang beruntun mendera diri. Apalagi yang dapat dilakukan untuk meringankan beban perasaan? Apalagi yang dapat dikerjakan untuk melepas kekecewaan?
Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini?
Allah berfirman, "Barangsiapa bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar."
Rasulullah bersabda, "Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu."
Ibnul Jauzi pernah berkata, "aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut-larut. Kupikirkan dan kucari solusi dengan segala cara dan usaha. Tapi aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya, hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa jalan satu-satunya keluar dari segala kegalauan adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan itu kutempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian. Maha suci Allah".
Sungguh kita semua pasti pernah merasakan kebuntuan hati. Seolah semua jalan keluar sudah tertutup rapat. Maka saat itulah kita baru menyadari betapa lemahnya kita dan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
Menyadari kelemahan bukan berarti pasrah sebelum ikhtiar. Bukan pula pembenaran atas segala kesalahan dan kecerobohan. Namun sebagai bentuk bersandarnya hati pada Dzat yang Maha Besar yaitu Allah SWT, manakala semua langkah ikhtiar untuk keluar dari permasalahan sudah dicoba.
Saudaraku.... Tapakilah jalan takwa, niscaya akan datang pertolongan Allah. Dan segala kegelisahan pun akan segera sirna. Wallahu a'lam.
Dalam sebuah kelas pelatihan, saya mengambil selembar kertas polos kemudian menggunting-guntingnya menjadi beberapa bagian. Ada guntingan besar ada juga yang kecil. Tapi jumlahnya sengaja saya buat tak sama dengan jumlah peserta dalam kelas itu, dua puluh orang.
Kemudian saya meminta kepada peserta untuk mengambil masing-masing satu guntingan kertas yang tersedia di meja depan. "Silahkan ambil satu!" demikian instruksi yang saya berikan.
Dapat diduga, ada yang antusias maju dengan gerak cepat dan mengambil bagiannya, ada yang berjalan santai, ada juga yang meminta bantuan temannya untuk mengambilkan. Dua tiga orang bahkan terlihat bermalasan untuk mengambil, mereka berpikir toh semuanya kebagian guntingan kertas tersebut.
Hasilnya? Empat orang terakhir tak mendapatkan guntingan kertas. Delapan orang pertama ke depan mendapatkan guntingan besar-besar, yang berjalan santai dan yang meminta diambilkan harus rela mendapatkan yang kecil.
Lalu saya katakana kepada mereka, "inilah hidup. Anda ambil kesempatan yang tersedia atau Anda akan kehilangan kesempatan itu. Anda tak melakukannya, akan banyak orang lain yang melakukannya".
Pagi ini di kereta saya mendapati seorang wanita hamil yang berdiri agak jauh. Saya sempat berpikir bahwa orang yang paling dekat lah yang `wajib' memberinya tempat duduk. Tapi sedetik kemudian saya bangun dan segera memanggil ibu itu untuk duduk. Ini perbuatan baik, jika saya tak mengambil kesempatan ini orang lainlah yang melakukannya. Dan belum tentu esok hari saya masih memiliki kesempatan seperti ini.
Soal rezeki misalnya, saya percaya ia tak pernah datang sendiri menghampiri orang-orang yang lelap tertidur meski matahari sudah terik. "Bangun pagi, rezekinya dipatok ayam tuh!" Orang tua dulu sering berucap seperti itu. Dan entah kenapa hingga detik ini saya tak pernah bisa menyanggah ucapan orangtua perihal rezeki itu. Saya percaya bahwa orang-orang yang lebih cepat berupaya meraihnya lah yang memiliki kesempatan untuk mendapatkan rezeki yang lebih banyak. Sementara mereka yang bersantai-santai atau bahkan bermalas-malasan, terdapat kemungkinan kehabisan rezeki.
Contoh kecil, datanglah terlambat dari jam kantor Anda yang semestinya. Perusahaan tidak hanya akan mengurangi gaji Anda akibat keterlambatan Anda, bahkan kinerja Anda dianggap minus dan itu mempengaruhi penilaian perusahaan terhadap Anda. Bisa jadi Anda tidak mendapatkan promosi tahun ini, sementara rekan Anda yang tak pernah terlambat lebih berpeluang.
Saya sering mendengar teman saya berkomentar negatif tentang apa yang dikerjakan orang lain, "Ah, kalau cuma tulisan begini sih saya juga bisa melakukannya" atau "Saya bisa melakukan yang lebih baik dari orang itu". Kepadanya saya katakan, saya yakin Anda bisa melakukannya. Masalahnya, sejak tadi saya hanya melihat Anda terus berbicara dan tak melakukan apa pun. Sementara orang-orang di luar sana langsung berbuat tanpa perlu banyak bicara. Buktikan, jika Anda sanggup! Terus berbicara dan mengomentari hasil kerja orang lain tidak akan membuat Anda diakui keberadaannya. Hanya orang-orang yang berbuatlah yang diakui keberadaannya.
Kepada peserta di kelas pelatihan tersebut saya jelaskan, simulasi tadi juga berlaku untuk urusan ibadah. Saya tidak berhak mengatakan bahwa orang yang lebih tepat waktu akan mendapatkan pahala lebih besar, karena itu hak Allah dan juga tergantung dengan kualitas ibadahnya itu sendiri. Tapi bukankah setiap orang tua akan lebih menyukai anaknya yang tanggap dan cepat menghampiri ketika dipanggil ketimbang anak lainnya yang menunda-nunda? Jika demikian, buatlah Allah suka kepada Anda. Karena suka mungkin saja awal dari cinta. Semoga.
Selengkapnya...
Untuk dia...
Ukhti……
Jika bukan karena takut Allah
Jika bukan karena takut akan perbuatan sia-sia
Yang mendatangkan siksa…….
Jika bukan takut nanti nafsu menguasai hati……
Jika bukan takut hati akan lalai dan lupa
Dari mencinta-Nya…….
Jika bukan takut karena rusaknya silaturahmu persahabatan
Yang kita punya…….
Sungguh akan ku katakan maksud hatiku
Sungguh akan ku tumpahkan rasa ini padamu
Bidadari……
Tak ada daya bagiku sekarang…….
Tak ada kekuatan bagi ku sekarang
Bidadari…….
Sungguh aku harus menetapi kesabaran
Hingga waktu……
Hingga keadaan tepat buat ku dan engkau
Dan semoga Allah masih mempertemukan kita
Dan semoga Allah masih memberiku kesempatan
Bidadari…….
Sungguh engkau hanyalah milik Allah
Dan Dialah yang menentukan segalanya untuk mu
Maha Tahu yang terbaik untuk mu
Semoga kau selalu dalam lindungan-Nya
demangan 2007'
' beq '
Selengkapnya...Surat untuk Ayah dan Ibuku...
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Untuk :
Ayah dan Ibu ku
Wahai ayah….
Wahai ibu….
Maafkan dan ampuni dosa kami padamu….
Ampuni kesalahan kami padamu
Wahai ayah….
Wahai ibu….
Sejak kecil kau sayangi kami
Sejak kecil kau berkorban apapun untuk kami
Sejak kecil kau didik kami
Sejak kecil kau kenalkan kami dengan agama
Sejak kecil kau menahan kesabaran ats prilaku kami
Wahai ayah….
Wahai ibu…..
Doakan kami agar selamat dunia akhirat
Doakan kami agar dijalan Allah sampai akhir nanti
Duhai ayah….
Duhai ibu….
Dengan apa kami balas kasih sayangmu
Dengan apa kami balas cintamu
Dengan apa kami balas didikanmu
Hingga kami mengenal Allah
Hingga kami mengenal Rasulullah
Hingga kami bisa berdoa untukmu, berdoa untuk cinta dan kasihmu
Duhai ayah….
Duhai ibu….
Kami akan jadi anak sholeh untukmu
Kami akan berdoa untukmu
Wahai ayahku….
Wahai ibuku….
Izinkan kami untuk berbakti padamu
Izinkan kami untuk membalas cintamu
Yaa Allah….
Yaa Alah…. Allahu Robbi
Kabulkan dan perkenankan doa kami untuk ibuku…
Untuk ayahku….
Mereka yang besarkan kami…..Yaa Allah
Yaa Allah….
Hamba mencintai-MU
Hamba mencintai Nabi Muhammad SAW
Dan hamba mencintai kedua orang tua kami
Yaa Allah….
Jadikan mereka ahli surga-Mu
Dan nanti pertemukanlah dan kumpulkanlah
Kami bersama mereka disurga-Mu….
Yaa Allah….
Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu
Dihati….
Dan semua atas diri kami….